Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berbaik Sangka dengan Vaksin Corona

farihfanani.com

Sudah hampir satu tahun, Indonesia dan seluruh dunia terkukung oleh virus baru yang sangat menyebalkan. 

Saat ini, peperangan hampir usai. Tapi, bukannya bersatu padu menghabisi musuh yang hampir kalah, malah kita memilih untuk berseteru di atas tangga kemenanangan yang memungkinkan kita untuk kembali terjungkal dan terjerembap di lubang yang sama.

Ada dua jalan yang sejak dulu menjadi harapan pemerintah kita dalam rangka mengatasi virus Covid-19, yaitu herd imunity dan vaksin. 

Jalan herd imunity dinilai banyak pakar terlalu berbahaya dan akan memakan banyak korban. Mengingat Indonesia memiliki penduduk yang besar. Maka, satu-satunya jalan yang sangat dinanti-nanti adalah vaksin.

Baru-baru ini, ada salah satu anggota DPR yang secara tegas menyatakan diri menolak vaksin Covid-19. 

Alasannya, takut terjadi efek samping yang justru lebih mengerikan seperti vaksin-vaksin yang sebelumnya. 

Ia menilai bahwa vaksin yang dibeli Indonesia belum cukup teruji dengan tuntas dari Bio Farma. Pernyataan itu mengundang berbagai macam reaksi dari masyarakat maupun pakar.

Ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, ia adalah satu-satunya orang yang menolak vaksin Covid-19. 

Kemungkinan kedua, ia hanyalah salah satu dari banyaknya masyarakat yang menolak vaksin. Kalau kemungkinan kedua benar, ini akan sangat menakutkan.

Pasalnya, kalau banyak masyarakat Indonesia yang tidak mau divaksin, dampaknya sangat merugikan. Indonesia tidak akan bisa kembali berjalan normal seperti sedia kala. 

Warung-warung masih akan tetap dipaksa tutup pukul 19.00 WIB, setiap penyelenggara kerumunan akan dipenjara, dan kita masih diwajibkan untuk tes tiap hendak melakukan perjalanan. Sangat menyulitkan.

Kalau benar itu terjadi, kita akan tertinggal dengan negara lain. Bagaimana tidak, sekarang liga-liga sepak bola di berbagai dunia saja sudah berjalan, sedangkan di kita belum.

Kalau tidak sesegera mungkin virus ini hilang, maka sampai kapanpun Indonesia akan begini-begini saja. akan terus-terusan sakit dan tidak akan kunjung sembuh.

Usaha demi usaha dilakukan pemerintah untuk membuktikan bahwa vaksin Covid-19 aman. Salah satunya adalah dengan menyuntikkannya kepada presiden pada tanggal 13 Januari kemarin. 

Meskipun terasa hanya seperti seremonial belaka, tapi usaha pemerintah tersebut patut untuk dihargai dengan harga yang pantas. 

Mereka sudah berusaha untuk membuktikan bahwa vaksin yang dibeli Indonesia itu benar-benar terjamin.

Para pakar juga sudah menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 relatif aman. Mereka sudah memberikan penjelasan terkait efek samping  dan efektivitas vaksin. 

Meskipun tidak 100 persen aman, tapi efek samping yang ditimbulkan tidak sebesar manfaat yang dihasilkan.

Indonesia membeli enam varian vaksin dari luar negeri. Semuanya merupakan vaksin impor yang akan melewati persetujuan BPOM sebelum digunakan. 

Hal ini dimaksudkan supaya vaksin yang sampai ke masyarakat adalah vaksin yang benar-benar aman dan ampuh untuk menghalau serangan mengerikan dari virus yang menyebalkan, yaitu Covid-19.

Selain kemanaan, yang tidak kalah penting dari kehadiran vaksin adalah tentang kehalalannya. Dan kemarin, MUI sudah mengeluarkan pernyataan kalau vaksin Covid-19 itu suci dan halal. 

Jadi, masyarakat Indonesia yang beragama Islam sudah tidak perlu khawatir dan menolak vaksin.

Tapi saya percaya nampaknya gelombang penolakan vaksin ini tidak akan terlalu besar, seperti penolakan masyarakat terhadap Omnibus Law. 

Pasalnya, masyarakat sudah sangat resah dengan virus ini dan ingin sesegera mungkin menuntaskannya. Jadi, masih banyak masyarakat yang berbaik sangka dan optimis akan vaksin Covid-19 yang dibeli Indonesia.

Hal itu didukung oleh survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Indonesian Technical Advisory Group and Immunization (ITAGI) tentang penerimaan masyarakat Indonesia terhadap vaksin. 

Hasil survei yang dilakukan pada 19-30 September 2020 itu menyebutkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia bersedia menerima vaksin. Sebanyak dua pertiga responden menyatakan bersedia untuk divaksin Covid-19.

Itu memperlihatkan bahwa masyarakat Indonesia sebagian besar sudah ingin sekali terbebas dari belenggu virus yang sangat tidak bersahabat ini. 

Jadi, tidak perlu khawatir akan ada gerakan penolakan yang akan menghambat pendistribusian vaksin di Indonesia. Saya sangat percaya bahwa masyarakat Indonesia akan berprasangka baik terhadap vaksin Covid-19 ini.

Bahkan ketika dengan sengaja saya bertanya kepada kawan saya. Saya menjumpai jawaban yang selaras denga dugaan saya sebelumya. 

Bahwa memang banyak orang yang sudah dongkol dengan Covid-19. Mereka mengatakan akan percaya dan menerima vaksin dengan gembira ketika nantinya sudah waktunya mereka disuntik vaksin.

Tinggal pemerintah siapkan saja vaksin sebanyak penduduk Indonesia yang jumlahnya ratusan juta ini. Tidak perlu mengeluarkan ancaman hukuman bagi masyarakat yang mau divaksin, itu tidak penting. 

Masyarakat kita sudah banyak yang siap divaksin, kok!. Yang paling penting adalah menyediakan vaksin dan memastikan pendistribusiannya dilakukan dengan bijak dan sehat.

Kami tidak mau lagi mendengar ada oknum yang memperkaya diri sendiri melalui misi kemanusiaan ini.

Buat masyarakat Indonesia yang masih belum bersedia divaksin, baiknya kita berbaik sangka saja dengan vaksin. 

Toh, berbaik sangka juga tidak memerlukan tenaga dan pikiran yang lebih. Kita tidak perlu mencari data dan masalah terkait dampak dan keburukan-keburukan vaksin. 

Kita juga tidak perlu susah payah membuktikan bahwa vaksin yang dibeli Indonesia itu jelek. Cukup percayakan saja kepada pemerintah dan ilmuwan.

Apalagi pemerintah menawarkannya secara gratis. Kita hanya cukup berbaik sangka dan menunggu giliran saja. 

Dengan begitu, kita sudah ikut serta dalam misi untuk mengalahkan dominasi wabah Covid-19 yang telah menguasai dunia selama hampir satu tahun lamanya.

Esai ini ditulis pada 16 Januari 2021

Posting Komentar untuk "Berbaik Sangka dengan Vaksin Corona"