Memilih untuk Beli Barang Original itu Bukan Soal Gaya-gayaan
“Kemarin tukang fotokopi
fakultas juga sudah saya ancam. Kalau buku saya masih difotokopi dan dijual ke
mahasiswa, nanti akan saya tuntut”, ujar dosen saya dengan nada yang sangat
tegas.
Bukan tanpa alasan, ia
marah karena salah satu buku yang ia tulis difotokopi dan dijual di fotokopian
fakultas tempat dia mengajar.
Mahasiswa membeli dan
menggunakannya sebagai referensi ketika kuliah. Bahkan tidak segan-segan
memperlihatkan buku itu di depan penulisnya langsung. Ironis.
Sebagian dari kami dulu
tidak bisa mengerti, kenapa dosen saya bisa semarah itu. Pasalnya, menggandakan
buku di fotokopian adalah hal yang wajar.
Kami semua berpendapat
kalau tindakan itu adalah sebuah alternatif ketika mahasiswa tidak punya cukup
uang untuk membeli buku original.
Tentu, ketidakpahaman
kami itu perlu diluruskan. Rupanya, isu barang bajakan ini sudah sangat lama
menjadi masalah bagi para penulis, seniman, dan produsen barang original.
Pembajakan adalah masalah
besar yang sudah sangat lama ingin diberantas banyak orang.
Tidak hanya buku.
Pembajakan juga menjadi masalah besar bagi produk-produk lain. Seperti sepatu,
baju atau celana, film, alat elektronik, hingga software.
Sampai saat ini, masih
banyak orang yang lebih memilih untuk membeli barang bajakan.
Bukan karena mereka niat
untuk membeli produk ilegal, tapi murni karena harga yang ditawarkan jauh lebih
murah. ini adalah masalah besar.
Kelompok orang-orang
yang lebih memilih untuk membeli produk bajakan tentu belum mengerti bahwa
barang original dan KW, bukanlah hanya persoalan mahal dan murah. Barang yang
tidak original adalah melanggar hukum dan sangat melukai pembuatnya.
Saya juga bukan orang
yang sama sekali tidak membeli barang bajakan. Di rak buku saya, masih ada
beberapa buku bajakan yang terpajang.
Meskipun begitu,
eksistensinya sebisa mungkin saya samarkan dengan buku-buku original yang
secara kuantitas jumlahnya lebih banyak.
Tapi bukan itu yang saya
maksud. Barang KW memang tidak akan bisa dihindarkan, kalaupun bisa, akan
sangat sulit.
Pembajakan akan selalu
ada di mana-mana. Tapi alangkah sangat penting sebagai konsumen sebisa mungkin
kita memilih barang original.
Kesimpulan sementara
saya adalah orang-orang yang dengan sadar memilih membeli barang bajakan
bukanlah orang yang bercita-cita untuk membuat sesuatu.
Artinya, orang yang beli
sepatu KW, tidak punya cita-cita untuk membuat brand sepatu. Orang yang membeli
buku KW, dalam list di hidupnya tidak akan ada harapan untuk menjadi penulis buku.
Tentu itu bukanlah
kesimpulan yang sepenuhnya bisa dibenarkan. Buktinya, kawan saya yang dulu
kerap membeli buku fotokopian, kini sudah ada yang berhasil menulis sebuah
buku.
Tapi apakah itu
menghentikan dia untuk tidak lagi membeli buku bajakan? Entahlah.
Membeli barang original
itu sangat penting. Barang original tidak melulu soal mahal dan murah.
Membeli barang original
adalah persoalan bagaiamana kita mencintai dan menghargai barang yang kita
beli, sekaligus memberikan penghargaan kepada para pembuatnya.
Dalam urusan fashion,
sekarang sebetulnya tidak ada alasan lagi bagi kita untuk membeli barang
palsu.
Sudah banyak brand-brand
sepatu lokal yang original berkualitas. Mulai dari yang mahal hingga yang
murah. Jadi, beli barang original itu bukan soal gaya-gayaan belaka.
Saya kemarin baru saya
beli sebuah sepatu salah lari dari satu brand lokal, kualitasnya bagus sekali.
Harganya juga tergolong murah untuk kualitas sepatu sebagus itu, sekitar 400
ribuan.
Mereknya memang tidak
setenar Adidas dan New Balance, tapi untuk sepatu original dengan kualitas yang
ciamik, produk itu sangat pantas untuk dibeli.
Saya membandingkan
dengan beberapa sepatu lain dengan embel-embel brand yang mentereng.
Di harga yang sama, saya
bisa mendapatkan lari sepatu New Balance. Tapi tentu barang yang saya dapatkan
adalah barang palsu.
Untungnya, saya tidak
peduli dengan New Balance, saya lebih suka barang original, biarpun mereknya
tidak setenar New Balance.
Itu adalah persoalan
pilihan. Kita akan sangat kesulitan memberantas semua barang KW. Di satu sisi,
pembajakan adalah salah satu kejahatan yang sejak dulu sudah ada, di sisi lain,
masih banyak orang-orang yang butuh.
Orang-orang yang butuh
inilah yang sama sekali tidak akan memilih untuk membeli barang original.
Contoh paling sederhana
orang yang terbiasa mengunduh film di Telegram, akan sangat berat ketika mereka
diajak untuk menonton film di bioskop.
Pungkasnya, ada dua hal
yang perlu digarisbawahi dalam urusan barang original dan KW ini.
Pertama, pemberantasan
barang KW tentu adalah tindakan yang sia-sia. Peredaran barang KW amat sangat
sulit dicegah.
Kedua, para pembeli barang KW tidak bisa dipaksa untuk membeli barang original. Mereka memang bukan market Anda. Jadi, tunggu mereka sadar saja dengan sendirinya.
Posting Komentar untuk "Memilih untuk Beli Barang Original itu Bukan Soal Gaya-gayaan"
Beri saran