Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penemuan 3 Mayat Pendaki di Puncak Gunung Lawu Tahun 1933

delpher.nl

Kejadian tersebut tercatat dalam sebuah koran Belanda De locomotief tertanggal 22-03-1933. Dalam artikel tersebut tertulis seorang wisatawan tiba-tiba menemukan 3 mayat warga lokal yang tergeletak di puncak gunung Lawu.

Untuk mengetahui peristiwanya lebih jelas, silakan baca berita di bawah dan terjemahannya:

Lugubere Vondst bij den Lawoe-Top. Vacantieganger vindt de lijken van drie jonge mannen. Vermoedelijk verdwaald en van honger en koude omgekomen.

Onze correspondent te Madioen meldt ons dd. heden telefonisch:

Dicht bij den top van den Lawoe heeft zich een drama afgespeeld, dat drie slachtoffers heeft geĆ«ischt en naar de oorzaken waarvan men slechts een vermoeden kan uitspreken. Een vacantieganger uit Sarangan had met een koelie als gids een tocht naar den top van den Lawoe ondernomen en deed op den terugweg een lugubere ontdekking. Dicht onder den top namelijk, in de bosschen op een eenzame plek, vond hij het lijk vaneen volwassen Inlander. Hij zette na deze ontdekking zijn tocht voort en deed te Magetan onmiddellijk mededeeling aan het bestuur. De assistent-wedana’s van Plaosan en Pangan keerden na het bekend worden van de ontdekking met den koelie terug naar den top van den berg en deden een nauwkeurig onderzoek met als resultaat dat in totaal drie lijk en werden ontdekt, op een afstand van 150 en 500 meter van elkaar. Een van de drie was reeds door den vacantieganger ontdekt.

Er werden onmiddellijk maatregelen getroffen voor transport naar Magetan. De gouvernementsarts verrichtte de lijkschouwing. Er is uit niets te concludeeren dat geweld iets met den dood van de drie menschen heeft te maken. Men is tot de conclusie gekomen dat het drietal een wandeltocht maakte, verdwaald is geraakt en van honger en uitputting is overleden. De dood moet reeds eenige dagen geleden ingetreden zijn. Een van de drie ongelukkigen is afkomstig uit Tjepoe, de ander uit Blora. Men schat de leeftijden op 22, 25 en 18 jaar.

Terjemahan: 

Penemuan Mengerikan di Puncak Lawoe. Seorang wisatawan menemukan mayat tiga pemuda. Mereka diyakini tersesat dan meninggal karena kelaparan dan kedinginan.

Koresponden kami di Madioen melaporkan kepada kami melalui telepon hari ini:

Sebuah tragedi telah terjadi di dekat puncak Lawoe, merenggut tiga nyawa, yang penyebabnya masih misteri. Seorang wisatawan dari Sarangan, ditemani oleh seorang kuli sebagai pemandu, telah melakukan perjalanan ke puncak Lawoe dan membuat penemuan mengerikan dalam perjalanan kembali. Dekat puncak, di tempat terpencil di hutan, ia menemukan mayat seorang penduduk asli dewasa. Setelah penemuan ini, ia melanjutkan perjalanannya dan segera melaporkannya kepada pihak berwenang di Magetan. Setelah penemuan itu diketahui, asisten wedana Plaosan dan Pangan kembali bersama kuli ke puncak gunung dan melakukan penyelidikan menyeluruh. Hasilnya, total tiga mayat ditemukan, berjarak 150 dan 500 meter. Salah satu dari tiga mayat tersebut telah ditemukan oleh wisatawan tersebut.

Pengaturan segera dilakukan untuk transportasi ke Magetan. Dokter pemerintah melakukan otopsi. Tidak ada bukti bahwa kekerasan berperan dalam kematian ketiga orang tersebut. Kesimpulannya adalah ketiganya sedang mendaki, tersesat, dan meninggal karena kelaparan dan kelelahan. Mereka pasti meninggal beberapa hari sebelumnya. Salah satu dari tiga korban yang malang berasal dari Tjepoe, yang lainnya dari Blora. Usia mereka diperkirakan 22, 25, dan 18 tahun.

Link Koran: De locomotief (22-03-1933)



Posting Komentar untuk "Penemuan 3 Mayat Pendaki di Puncak Gunung Lawu Tahun 1933"